Video :Momo Indi ( Putri Kank Hari) saat Usia 5 tahun Tampil di hadapan 3000 keluarga besar Jawa Pos.
“ assalamu
alaikum wr wb,alhamdullillah.........” sederet bait kata terucap dengan lancar
dari seorang da’i cilik ( balita) membuat para penonton berdecak kagum. Tentu
membuat bangga kedua orang tuanya. Namun pertanyaan nya bagaimana caranya agar
balita terampil pidato, berikut kiat
yang bisa dilakukan:
Children must learn three things for internalization
to take place. These are:
1.What words to say to them selves
2. In what situations theses words should be said
3. What the outcomes are of succeeding or failing to
control their actions. These must be learned. ....Bringing Up aMoral Child ,
Michael Schulman and Eva Mekler
Dalam sebuah
kisah Ibnu Abbas berkata kepada siswanya
; “Tanyakan kepadaku tentang Suarat An Nisa karena sesungguhnya akau sudah
menghafalnya sejak kecil (diceritakan Oleh AlHakim)
Demikian pula Imam As
Syafi’ mengatakan: “ Aku telah hafal Al Qur’an sejak 7 tahun dan
hafal Kitab Muwatha’ saat berusia 12
tahun” ( Thabaqaatul Huffazh
karya As Suyuthii)
Keterampilan
yang harus dimiliki seorang anak saat berpidato adalah kemampuan mengingat,
keterampilan menyampaikan dan percaya diri.
Keterampilan
mengingat tidak dapat dicapai dengan cara instan karena meingat adalah proses
yang dilakukan individu dalam jangka panjang , melalui hafalan-hafalan pendek
yang kemudian dirangkai dalam satu kalimat. Disinilah dibutuhkan kesabaran
orang tua dikarenakan anak biasanya tidak terlalu mudah mengingat, oleh karena
itu proses membuat anak mengingat semestinya dibuat lebih menyenangkan. Agar anak senang dalam proses ‘pembelajaran “
mengingat sebuah hafalan”.
Karena
mengingat berkaitan langsung dengan kecerdasan berbahasa anak, bantulah anak
mengingat naskah yang anda buat untuk
disampaikan pada kegiatan pidatonya
dengan kosa kata dimengerti anak
, semakin anak mengerti apa yang disampikan semakin mudah anak semakin banyak kosa kata yang dikuasainya dan
mengingatnya dari waktu ke waktu ke waktu. Hal ini juga akan mengasah kemampuan
nya dalam mempergunakan bahasa.
Dalam
meningkatkan daya ingat memory balita , mengacu pada proses perkembangan
koginitif anak akan mempermudah
meningkatkan daya ingat anak secara efektif yakni memory sensory, short- term memory dan long -term memory.
Memory
Sensori
Anak akan
mudah menyimpan pesan pesan panca indera dari kegiatan aktivitas sehari hari,
mulai dari apa yang dilihat , dirasakan, mencium aroma ,visualisasi, stimulasi pendengaran
sampai pada pengalaman pembelajaran yang didapatkan.
Maka dalam menuliskan naskah pidato atau da’i
akan lebih baik jika kalimat yang digunakan adalah pengalaman belajar yang
dialami mereka. Sedang apa saja yang dilakukan orang saat menjalan ibadah bepuasa seperti yang dilakukan dalam
keluarganya Dikarena pengalaman inderawi
inilah semua pesan dan informasi tersimpan sebagai aktivitas sensori memori.
Short- Term
Memory
Gerak,
visualisasi dengan anggota badan , penggunaan media,contoh faktual dan
pemanfatan properti akan mempermudah anak dalam menyampaikan hafalannya.
Buatlah anak tertarik untuk memvisualisasikan perasaannya senangnya melalui
tersenyum, perasaan sedihnya melalui menangis, menggambarkan hujan dengan awan gelap dsb. Memberikan dorongan kepada
anak untuk mengekspresikan ungkapan kalimat dengan gerakan, menumbuhkan
semangat antusiasme untuk mengucapkan kalimat dengan anda yang indah dan
memanfaatkan alat bantu disekitar anak seperti meja kursi ,juri atau penonton
akan memperkuat proses reinforcement-
short term memory pada anak .
Dalam membuat naskah pidato kepada anak pastikan
semua sarana meningat anak tersebut memiliki kesesuaian dan berhubungan dengan isi pidato yang akan
disampaikan.
Long -Term
Memory.
Makin banyak
mengulang ulang maka makin sempurna hafalan anak, suasana yangmenyenangkan
adalah kata kunci dalam latihan mengulang hafalan. Buatlah anak malatih
hafalannya dengan senang. Sebab melalui pengulangan informasi yang telah
diterima anak akan lebih mudah baginya untuk mengingat
dengan demikian anak akan bisa memanggil kembali (recall) informasi yang telah
tersimpan dalan memorinya.
Jika anak
mengalami kejenuhan dalam mengulang jangn dimarahi, atau dipaksa untuk terus
menghafal karena persaan terpaksa akan membuatnya justru kesulitan menghafal.
Salah Satunya adalah dengan menghentikan sejenak aktifitas hafalan anak
misalnya ;” ayo berhenti dulu adak kelihatannya lelah. ..”. Atau alihkan
sejenak pada kegiatan yang digemarinya seperti minum es jeruk ,atau makan
biskuit kesukaannya. Dsb
Pada
dasarnya setiap anak cerdas tergantung bagaimana orang dewasa
menstimulasinya..(bersambung).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar