Senin, 23 Januari 2012

SDN Kertajaya XI,Edukasi Orang Tua siswa;Smart Parenting Solution





Saat ini sekolah harus bekerja sama dengan orang tua siswa agar proses pendidikan dapat berjalan optimal.Program edukasi walimurid di SDN Kertajaya XI ini,Menurut Drs Martatik ,Kepala SDN Kertajaya XI adalah guna memberikan wawasan tentang perkembangan Information Communication Technology yang telah menggempur mind and spirituality para siswa.Sebagai nara sumber Kank Hari Santoso,Master Trainer Insight Management.Penulis & Pakar Pendidikan.




Melalui pertemuan ini orang tua siswa diharapkan dapat mengantar putra putrinya sukses dibidang akademik maupun life skillnya. Dihadiri hampir 90 % walimurid kelas 4-5-6.Acara ini diselanggarakan sabtu ,21 januari 2012.

Rabu, 18 Januari 2012

Fresh Insight ,Menumbuhkan Karakter Kreatif Anak.


Kank ,anak saya nggak punya keberanian menyampaikan gagasan.padahal saya ingin dia punya ide agar punya semangat menatap masa depan.. Bagaimana caranya…?


“tiap tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya..”. QS Qiyamah 38.

Untuk mendorong anak terbiasa berani menyampaikan ide atau gagasan memang sangat bergantung dari kebiasaan lingkungan dan perlakuan yang memberikan pengalaman yang menyenangkan baginya.JIka yang didapat hanyalah trauma atau pengalaman tidak menyenangkan dalam melontarkan ide maka yang terjadi anak akan enggan atau macet menyampaikan ide lantaran pengalaman yang tidak menyenangkan. Karena itu anda harus mampu menciptakan iklim menyenangkan bagi anak terutama saat anak menyampaikan gagasannya. Dengan tidak menghakimi ,menilai,menghina atau tidak mengakui keberadaan idenya,sehingga anak merasa nyaman saat menyampaikan idenya sebagi cikal bakal tumbuhnya karakter kreatif.

Sebagai orang tua anda harus memiliki passionate untuk mendorong anak memiliki banyak ide baik untuk sebuah perencanaan atau penyelesaian sebuah rencana. Cobalah mendengarkan gagasan yang disampaikan anak sampai tuntas gali lebih dalam kekuatan anak dalam mempertahankan gagasannya.Sehingga anak merasa diterima keberadaannya,diakui gagasannya dan merasa percaya diri.Jangan pernah lelah menggali ide dan gagasan dari orang lain terutama anak anda sendiri .Sehingga anda mendapatkan strategi alternatif atas penyelesaian masalah yang anda hadapi . Sekaligus membiasakan anak berpiki kreatif dan Inovatif.

Ide ide apapun akan merupakan jalan awal kelahiran daya cipta,tanpa ide daya cipta tidak akan terbentuk.Karena itu agar anak memiliki kecakapan hidup sekaligus berkembang karakter kreatifnya .Secara berkesinambungan didalam keluarga perlu mengakomodasi ide ide unik anak dan selanjutnya ditindak lanjuti dengan daya cipta .Niscaya Karakter Kreatif anak akan muncul….!

Senin, 16 Januari 2012

Patologi -Kausal: Defisiensi Akademis.


“ kamu adalah umat yang terbaik untuk manusia ,menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah’. QS Ali ‘Imran :110.

Dalam kehidupan sehari –hari ,sering kita menemukan –bahkan siswa siswi kita sendiri berperilaku tidak sesuai dengan tata nilai sekolah.Entah melakukan pelanggaran disiplin atau perilaku mengambil hak orang lain.Sementara orang tua hanya disibukan berbagai urusan pribadi dan tidak terlalu memperdulikan karakter anaknya.Padahal sudah menjadi tanggung jawab bersama antara orang tua dan guru untuk mendidik anak secara utuh.

Pada saat siswa masuk sekolah,mereka membawa “karakternya” dari rumah yakni seperangkat pengalaman nilai sikap yang didapat dari keluarga dan lingkungannya kedalam lingkungan sekolah yang padat akan tata tertib dan aturan.jika keluarganya membentuk nilai sikap , nilai kehidupan social,pengalaman hidup yang tidak mengenal arti “universal- value”. Maka akan sulit bagi anak bersangkutan untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah.Sebagian anak mungkin akan lebih mudah beradaptasi dan mampu dengan sukses menjalankan tata tertib yang berlaku disekolah.Sebagian yang lain justru malah terbebani dengan aturan di sekolah karena dalam keluarganya dirumah terbiasa berinterkasi dan ber relasi dengan anak dengan nada keras ,bentakan ,teriakan ,cemoohan saling menyalahkan dan kekerasan baik verbal maupun fisik. Sehingga di sekolah perilaku disruptif mereka membuat kesal para guru dan siswa serta orang tuanya sendiri dirumah.

Dari pengamatan penulis, mengamati dan menganalisa perilaku guru dalam menangani anak bermasalah sering dengan mudah mengambil kesimpulan dengan menyalah kan anak. Saya sering mendengar kebanyakan para guru mencoba mencari cari alasan dengan mengatakan : “Dasar anak gak bisa diatur ,memang bejat,ayahnya nggak bener ,ibunya bukan orang baik baik..”dan ratusan sumpah serapah lainnya. “kalau sudah begini gurunya yang susah ,mau ditindak tegas nanti guru kena persoalan kalau nggak nglunjak…” .

Saat saya memberikan Seminar Smart Parenting “Pendidikan Karakter” ada orang tua siswa yang mengeluh perilaku guru yang tidak menyenangkan: “ saya tidak Cuma ngurus anak bapak saja,masih banyak urusan saya yang lain….!”Patut dicermati siswa mengahabiskan kurang lebih 6-8 jam sehari atau seperempat waktu kehidupannya di sekolah .Sudah sepatutnya seorang guru mempersiapkan seperangkat kegiatan melalui program ,perangkat pembiasaan yang dapat membangun karakter siswa.Penelitian Rutter (1979) dalam bukunya “Fifteen Thousand Hours” peran sekolah dapat mempengaruhi karakter perilaku siswa .

Dalam Instrumen Evaluasi Diri Sekolah /Madarasah:Sekolah /madarasah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik dengan indikator menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik. Sekolah/madrasah memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.Mengingat anak sekolah ,mereka harus beradaptasi,berbagi bekerja sama ,menjalankan tugas dan aturan sekolah serta mengatasi cemas dan frustrasi berhadapan dengan guru.Perlindungan hak seluruh siswa untuk merasa aman ,belajar dan diperlakukan secara adil adalah tugas guru di sekolah bersangkutan

Anak “bermasalah” sering tidak nyaman dengan dirinya,dengan teman temanya dan dengan gurunya mereka mengalami penolakan.Anak anak ini butuh seorang guru yang motivator . Motivasi dapat bersifat internal ataupun eksternal yang terintegrasi untuk meningkatkan locus of control sehingga siswa dapat terbangun; karakter tanggung jawabnya yang dideskripsikan sebagai perilaku yang diharapkan dapat bertanggung jawab selama kegiatan pembelajaran disekolah dapat melaksanakn tugas diembannya. Sehingga ,menjadi sosok calon pemimpin yang dapat dipercaya.Kedua siswa memiliki ketrampilan social dan perilaku istiqomah dalam menjalankan tugas tidak tergantung pada peringatan atau intervensi dari guru.ketiga siswa memiliki kebanggaan dalam perilaku disiplinnya.

Menciptakan harmonisasi kegiatan pembelajaran ,ketentraman dan kepedulian pada perilaku siswa membutuhkan kesungguhan untuk mewujudkannya.Namun sebagaimana Standar ISI komponen sekolah

Sekolah /madarasah menyediakan kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik dengan indikator menyediakan layanan bimbingan dan konseling untuk memenuhi kebutuhan pengembangan pribadi peserta didik.