Rabu, 23 Januari 2013

Manfaat Bermain Bagi Kreativitas Anak



Manfaat Bermain Bagi Kreativitas Anak


Bermain bagi anak adalah aktivitas yang menyenangkan bagi anak, bermain dapat memberikan rangsangan bagi tumbuhnya   daya cipta atau kreativitas,mengingat pada anak usia dini anak dalam tahap berpikir berfantasi  (membayangkan dirinya jadi apa).Sekalipun bermain  bukan hal yang formal dan serius tetapi anak akan ber-sungguh sungguh dalam melaksanakan permainan. Inilah ciri bermain yang menyenangkan anak ;
( dilengkapi  Video  siswa bermain)


Kamis, 17 Januari 2013

Cara Melatih Keterampilan Berpikir Siswa SMP



Kank ,pada anak usia SMP rentan untuk ikutan temannya. Adakah tips sederhana yang bisa membuat siswa berpikir dulu sebelum bertindak...? 

 




 “Dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat sedikitlah kamu bersyukur”. QS Al Mu’minuun 78.


Pada  perkembangan  kognitif anak  usia SMP mereka  sudah  bisa diajak berbicara konsekuensi logis dari seluruh akibat perbuatan yang dilakukan,mereka pun mengerti akan norma dan aturan masyarakat hal itu dibuktikan bahwa para remaja ini bisa mentaati aturan Peer group nya. Namun demikian mengajak dialog ,memberi penguatan akan nilai nilai positif kehidupan tidak boleh ditinggalkan oleh orang tua dan guru. Keterampilan berpikir ini akan terbangun bila anak biasa terlatih dalam menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Inilah Kiatnya:




Memperbaiki Citra Diri Negatif Siswa



Saya memiliki siswa yang dulunya dikenal nakal dan bermasalah,sebagian guru banyak yang melabel negatif siswa  tersebut. Saya khawatir jika hal ini terus dilanjutkan akan berdampak pada ‘kenakalan ‘ anak yang sudah bertobat. Dia memang lebih banyak curhat kepada saya ,meskipun  saya bukan guru BK . Apa yang mesti saya lakukan...?
 





. Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi Sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. mereka Itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka Itulah orang-orang yang bertakwa. Qs Al Baqarah 177


Selamat ,anda telah menjadi sahabat siswa dalam berbagi kecemasan yang dia hadapi . Tetaplah bertahan seperti saat ini  dengan mendatangkan rasa nyaman dalam diri  siswa dan jagalah kepercayaannya..Inilah kiatnya:

Sabtu, 12 Januari 2013

Tips Bermain Dengan Anak



Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dapat mengembangkan rasa percaya diri, mendorong kreativitas dan menimbulkan kepuasan. Hal  ini sangat berguna bagi pembentukan karakter anak sekaligus meningkatkan ikatan emosi antara orang tua dan anak nya. Agar anak suka bermain dengan anda sebagai orang tuanya inilah tips nya:

1.       Jadilah teman bermain anak ,saat anda masuk dalam dunia bermainnya ,jangan gunakan figur otoritas sebagai orang tua dalam permainan,karena permainan akan mengasyikan jika dilakukan dengan tanpa beban ,suka sama suka ,setara dan menjalankan aturan permainan sebagaimana mestinya. Sehingga secara tidak langsung anda dapat mendorong anak untuk membangkitkan motivasi dan daya saing dalam bermain. 

2.       Nikmatilah permainan dengan rasa senang bersikaplah sportif jika harus menerima kekalahan ,buatlah kegiatan  bermain bersama anak  menjadi menyenangkan ,sehingga anak juga menikmati permainan bersama anda dengan  riang gembira.  

3.       Jangan hanya berorientasi pada bagaimana memenangkan permainan tetapi bagaimana mengajak anak menjalani proses bermain ,karena tujuan bermain adalah aktivitas bermain itu sendiri  bukan hanya persoalan siapa yang menang dan kalah.

4.       Buatlah aktivitas bermain dengan melibatkan aktivitas emosi,kreativitas tanpa beban sehingga anak benar benar merasa sangat gembira bersama  anda. Dalam bermain ,kesenangan bermain    merupakan  upaya  penghayatan pemain  sepenuhnya. Karena itu bersenang senanglah saat bermain bersama anak .

Bermain dapat mengembangkan potensi terpendam dalam diri anak yang menghasilkan kompetensi  keterampilan,imajinasi dan rekreasi sekaligus  meningkatkan  keakraban serta keterikatan emosi akan anak bersama orang tuanya.

Kamis, 10 Januari 2013

Cara Membangun Karakter Menghargai Karya Pada Anak (Usia SD )



Salah satu aspek kebutuhan psikologis anak adalah ingin dihargai termasuk dihargai hasil karyanya sebagai bentuk pengakuan atas upaya dan prestasinya. Jika anak  terbiasa memiliki pengalaman merasa dihargai akan terbentuk karakter menghargai  karya sendiri dan karya  orang lain. Dimana pengakuan atas penghargaan ini penting bagi daya saing anak di masa depan . Berikut tip sederhana agar anak memiliki karakter menghargai karya :



1.       Tunjukkan kegembiraan anda atas prestasi  yang  telah diraih anak seperti prestasi belajar,kegemaran menolong /berempati kepada orang lain dengan pujian atau hadiah sederhana sebagai bentuk apresiasi atas prestasinya.

2.       Hadirlah pada saat anak mengikuti lomba atau kompetisi jika memang anak mengharapkan kehadiran anda sebagai motivasi.


3.       Berikan kesempatan bagi anak untuk mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan kebutuhan aktualisasi diri dan mengakomodasi keberbakatan.

4.       Ijinkan anak untuk terlibat pada pekerjaan rumah ,termasuk mengelola kamar nya sendiri sebagai bentuk pemenuhan hak atas pribadi (privasinya).


5.       Jika anak memiliki karya pajanglah diruang tamu atau diruang kantor,beri tahu anak bahwa anda bangga dengan karyanya dan anda bangga memperkenalkan hasil karyanya kepada rekan rekan dikantor.

6.       Berikan motivasi kepada anak untuk terus berkarya dan mem publish via internet dan share kepada teman temannya  melalui jejaring sosial.


Hanya anak yang memiliki pengalaman dihargai yang bisa memiliki karakter menghargai.


Kiat Berkomunikasi Efektif Dengan Anak Usia 6-12 Tahun (usia SD)



Pada usia 6-12 tahun anak sudah faham akan berperilaku yang baik,"jika aku tidak baik aku bakal tidak disukai mama ,papa teman dan guru serta yang lainnya". Dengan tahapan perkembangan moral seperti ini  orang tua semestinya menjadi teman bicara yang menyenangkan bagi anaknya agar komunikasi berjalan efektif . Berikut kiatnya:

  1. Orang tua jangan tergesa gesa ingin kelihatan benar . Mulailah dengan kesabaran untuk mendengarkan dengan empati (melihat dari sudut pandang anak ) jika anak sedang mengeluh atau bercerita tentang sekolah ,teman atau aktivitasnya,jangan tergesa gesa menyela atau ingin segera memberi nasihat . 
  2. Ajak anak untuk bertimbang rasa ,menganalisa sikap atau tindakan yang diambilnya,bimbinglah agar ia mengambil menilai dan menemukan solusinya sendiri .Perkuat keyakinan nya dengan mengatakan :kalau menurut kakak/adek ,semestinya bagaimana...?
  3. Jangan gunakan bahasa tubuh yang dimaknai anak sebagai bentuk ketidaksukaan,seperti muka cemberut ,marah ,diam membisu dsb . demikian juga dengan penggunaan kata kata yang dapat menyakiti hai serta menurunkan harga diri anak . Karena pada usia ini anak  memiliki rasa hormat terhadap figur otoritas seperti orang tua dan guru selama dianggapnya tidak melanggar. Jadi lebih baik menggunakan bahasa yang bersahabat yang disukai anak. Sekaligus mengajarkan kepada anak cara berkomunikasi yang baik.
  4. Perilaku anda bisa ditiru anak,baik dalam ucapan dan tindakan. Apalagi jika dalam penyelesaian masalah   anda menggunakan cara cara keras dan kasar ,maka anak pun akan  menginspirasi  anak dalam pengambilan keputusan yang dia lakukan  dengan cara cara keras dan kasar .
  5. Sediakan waktu bersama anak agar anda dapat memperkenalkan nilai nilai kebaikan  yang ingin anda budayakan dalam keluarga.
  6. Sayangilah anak anda agar dia memiliki pengalaman arti mendapatkan kasih sayang sehingga anak lebih mudah menyayangi kedua orang tuanya.

Setiap anak pada dasarnya memiliki potensi menjadi anak baik ,tinggal bagaimana orang tua memperlakukannya...!

Senin, 07 Januari 2013

Kiat Mengatasi Kecemasan Siswa Menjelang Ujian Nasional ( Outo Sugestion -Parenting)



Kank ,banyak  siswa kami yang saat ini mengalami kecemasan  lantaran ujian nasional kali ini dirasa sangat berat. Lantas bagaimana caranya agar mereka tetap optimis menghadapi ujian nasional ..?






 Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik  seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,  Qs Ibrahim -24.



Pada dasarnya kecemasan muncul lantaran persepsi negatif atas kejadian yang bakal dialaminya,sehingga menghasilkan reaksi fisik dan emosi  .Reaksi fisik dan emosi ini dapat  mempengaruhi aktivitas yang dilakukan oleh siswa termasuk kesiapan dan keberanian menghadapi ujian nasional.
Guna mengatasi persepsi negatif siswa perlu dibangun pola berpikir optimis dalam diri siswa perihal ujian nasional.  Diantaranya sebagai berikut :

Pertama : Bangun Penguatan Positif dalam Diri Siswa\

Seorang guru semestinya dapat menjadi inspiration source bagi siswanya,karena itu setiap guru disekolah bersangkutan tidak boleh  ikut ikutan cemas ,mengingat kecemasan guru dapat dirasakan dan menular kepada siswa..”lihat tuh guru kita saja cemas,apalagi kita muridnya...”.Jika siswa terlanjur mempersepsi  ujian nasional mencemaskan dari gurunya atau sosok yang dipercayanya. Maka persepsi  menjadi gambaran mental itu cenderung menetap  sehingga mempengaruhi perilaku siswa dalam kesiapan menghadapi ujian nasional. 

Oleh karena  itu patut bagi guru memberikan pemahaman baru atas ujian nasional sebagai bentuk test yang wajar dihadapi setiap siswa untuk menentukan kelayakannya telah menguasai secara tuntas pembelajaran yang telah dilakukan. Sugesti kepada siswa harus dikuatkan  dengan bukti bukti yang meyakinkan tentang upaya –upaya  persiapan yang sudah maksimal ,mulai dari tambahan jam pelajaran ,pemantapan latihan soal dsb. Semakin sering siswa meyakini tentang persiapan yang sudah dilakukan semakin mantap siswa menghadapi ujian nasional.

Kedua :  Jangan Takuti Siswa 

Lantaran sudah kehilangan cara memotivasi siswa tidak jarang guru juga menggunakan ancaman agar siswa benar benar siap menghadapi ujian nasional. Pendekatan ancaman ini merupakan manifestasi dari kecemasan guru bersangkutan dan keputus asaan atas persoalan yang dihadapinya. Padahal pendekatan ancaman hanya menghasilkan reaksi mempertahankan diri dari siswa ,reaksi yang terjadi adalah menghindari kesulitan atau memendamnya saja dengan kecemasan. Tentu saja hal ini merugikan siswa dan juga upaya guru yang sudah dilakukan.

Gambaran mental negatif yang diterima siswa akan membentuk paradigma pikiran yang mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi tantangan. Jika pendekatan ancaman  digunakan sebagai  gambaran tentang ujian nasional  maka pola pikir siswa dipenuhi oleh kecemasan terhadap hal yang tidak diinginkan,sehingga jika hal itu diyakini akan memperkuat sistem keyakinannya dan bisa berubah menjadi kenyataan karena ..siswa menjadi apapun yang dipikirkannya”.

Oleh karena itu para guru  disekolah bersangkutan semestinya sepakat untuk tidak menggunakan pendekatan ancaman sebagai upaya memotivasi siswa .Dengan menggunakan kalimat kalimat yang membangun rasa optimis siswa ,siswa akan memiliki rasa optimis dan berfokus pada persepsi positif atas ujian nasional.
Selanjutnya sediakan waktu untuk mendengarkan secara empati kecemasan yang dihadapi siswa jika memang  kecemasan  siswa sulit diatasi  anda dapat merujuknya ke guru bimbingan konseling sampai ke para ahli jika perlu...!