“Aku nggak mau pakai baju yang itu, aku mau baju yang
ini, pokoknya yang ini..”. dan sang
mama pun geleng geleng kepala karena baju yang dipilihkan Mama sudah disetrika
sedangkan yang mau dipakai Adek belum.
Memang pada perkembangan balita sekarang ini mereka bukan
saja cukup cerdas karena nutrisi yang baik namun juga dikarenakan anak memiliki
banyak kegiatan dan pilihan. Mereka seakan akan memiliki “kewenangan” dalam
menentukan pilihan yang diinginkannya kadang terkesan plin plan. Belum selesai
satu sudah memilih lainnya. Apabila
putra putri anda memiliki sikap demikian jangan tergesa gesa menyebutnya
plin-plan. Namun temukan alasan yang menyebabkan dia berperilaku
demikian. Diantaranya:
·
Mereka
terkesan plin plan akibat pilihan
anak batita masih belum kemampuan berpikir abstrak dan logis dalam menentukan
pilihan sehingga mudah beralih.
·
Terlalu
banyak pilihan yang disodorkan kepada anak bisa membuat anak bingung menentukan
pilihan.
·
Anak
bisa saja beralih ke pilihan yang lainnya diakibatkan memang belum puas atas
pilihan sendiri atau karena hasil yang tidak membuatnya nyaman dengan pilihan.
Misal memilih baju namun baju yang dipakainya terasa gatal dsb.
·
Anak
tidak diberi pilihan harus menurut apa pilihan orang tua dan anak selalu
dimarahi ketika mencoba meminta pilihan akibatnya nak menjadi trauma untuk
memilih.
Oleh kerana itu orang tua harus menjadi teladan dan memberi
stimulasi agar anak memiliki keterampilan memutuskan pilihan (learn how to chose). Melalui
1. Pengalaman traumatik karena dimarahi
akan membuat anak sulit menentukan pilihan oleh karena itu jangan tergesa gesa
marah jika anak mengubah pilihannya karena anak sedang belajar mengambil
alternatif sebuah pilihan ciptakan komunikasi dialogis dengan anak . “Tanyakan mengapa kamu tidak mau pakai yang ini
nak...?”
Patut diingat kemampuan anak
dalam kebiasaan menentukan pilihan
adalah modal dasar bagi kemandirian dan keterampilan mengambil keputusan
dikemudian hari. Jadi latihlah keterampilan anak dalam mengambil sebuah keputusan.
2. Merasa dihargai akan membuat anak
membuat pilihan berikutnya ,krena
persaan nyaman dan dihargai cenderung membuat anak lebih percaya diri untuk
mengulangi pilihannya. Dikarenakan dalam proses tumbuh kembang anak anak yang
merasa dihargai plilihannya atau ditanggapi secara positif atas pilihannya akan
membuat anak percaya diri ,meningkatkan harga diri dan positif citra dirinya. “
Wah hebat kali ini adek langsung habiskan
susunya..” Dengan demikian anak akan merasa lebih dihargai dan bersemangat
untuk melakukannya lagi.
3. Setiap pilihan ada resiko dan
konsekuensi logisnya, oleh karena itu pembisaan anak untuk melakukan pilihannya
sendiri secara otomatis akan mengasah daya berpikir kritis anak ,mengasah
kemampuan berpikir dan perkembangan kognitifnya. “kamu kan sudah memilih membawa boneka barbie sebelum berangkat jadi boneka
doraemonnya ditinggal dirumah”.
Dengan diberi penjelasan diharapkan balita belajar mengerti konsekuensi logis dari pilihannya. Sekaligus bagi balita mendapatkan kesempatan menentukan pilihan merupakan bagian dari eksplorasi dan pemenuhan rasa ingin tahunya secara bertanggung jawab. Bersambung....
Dengan diberi penjelasan diharapkan balita belajar mengerti konsekuensi logis dari pilihannya. Sekaligus bagi balita mendapatkan kesempatan menentukan pilihan merupakan bagian dari eksplorasi dan pemenuhan rasa ingin tahunya secara bertanggung jawab. Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar