“Kalau saya tidak berteriak mana mungkin dia
mau nurut !”. Begitulah kata mama yang harus segera memberi makan KEpada
anaknya,yang berlarian. Dikarenakan ketidak sabaran orang tua untuk mengajak
anaknya berbuat baik maka tidak jarang pendekatan ancaman yang membuat anak
takut selalu digunakan dengan harapan anak akan menurut.
Padahal jika
itu diteruskan anak hanya takut pada sosok mom atau pap saja, begitu sosok itu
pergi pasti tidak takut lagi. Selanjutnya anak tidak takut lagi karena
kebiasaaan menakut nakuti itu sudah dianggap biasa.
Lantas bagaimana agar dapat menciptakan
disiplin tanpa menakut nakuti:
1. Anak akan bisa disiplin karena
kebiasaan , maka biasakannlah kedisiplinan itu.
Sebagai orang tua patut membangun kebiasaan disiplin saat makan malam bersama, waktu
tidur, waktu ibadah dsb. Sehingga keseharian anak sudah terbentuk dengan
sendirinya karena kebiasaan itu.
2.
Anak tidak
suka dibenci karena itu jangan gunakan kedisiplinan sebagai alasan untuk tidak
mengasihinya seperti anak diacuhkan, tidak dihiraukan atau dibenci . Sehingga
anak merasa sedih dan sedirian yang bisa merusak perkembangan psikologinya. Tumbuhkan security
need anak melalui kasih sayang dalam mengenalkan arti disiplin kepadanya.
3.
Anak akan
lebih displin jika merasa senang, oleh karena itu orang tua perlu menetapkan
rambu rambu aturan main tentang kedisiplinan yang terwujud dalam perilaku
positif, berikan pujian jika anak telah melakukan hal hal baik dan selanjutnya
dorong anak untuk terus berbuat baik . Jika melakukan “hukuman “ lakukan secara
pribadi bukan didepan orang banyak karena fungsi hukuman untuk memperbaiki
perilaku bukan menjatuhkannya.
4.
Anak suka
kemudahan buatlah displin sebagai sesuatu yang kelihatan lebih mudah , ajak
ketempat tidur ketika anak waktunya tidur
matikan tv , ajak segera ganti baju jika akan berangkat kerumah ibadah
saat ibadah bersama dll.
5.
Anak tidak
suka ditakuti atau diteriaki maka jangan berteriak ketika anak belum disiplin,
temani sat belajar bukan berteriak teriak anak harus belajar. Sediakan jam belajar bersama anak dan jam lain lain agar anak mendapatkan teman
untuk menjalani disiplin.
6.
Buat aturan
bersama anak sesuai usaia perkembangan anak , berikan alternatif pilihan untuk
kepentingan terbaik anak . Dengarkan pendapat anak lakukan pendampingan dan
bimibingan kepada anak dalam menjalani proses kedisiplinannya. Jika anak diajak
berdiskusi tentang aturan bersama anak akan thu komsekuensi logis kesalahannya.
Bersambung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar