“ Ayo
pindahkan gelang warna merah itu ke
tonggak yang merah itu sambil dihitung ya berapa jumlahnya..”. Dan beberapa anak pun secara gembira berlomba
secara cepat menjalankan instruksi itu dengan gembira, tak ada kecemasan dan
tangannya pun terampil memilih
beragam warna gelang yang berada dihadapannya. Tanpa disadari keterampilan memilih itu
telah meningkatkan kemampuan psikomotornya, memilih warna meningkatkan
kemampuan kognitifnya dan perasaan senang meningkatkan afektifnya.
Bermain
adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan, tanpa paksaan dan anak dengan sennag
hati mau melakukan sendiri. Jangan pernah dilupakan bahwa dengan bermain anak
sebenarnya juga belajar, mengapa.., karena persepsi inderawi anak terstimulasi
secara optimal , penglihatan, peraba, penciuman , pendengaran dan perasa dengan demikian dapat mengoptimalkan fungsi
kognitif anak sehingga anak mampu mengingat dan mencerna materi pembelajaran yang
sedang dikembangkan. Bagaimana proses pembelajaran dapat meningkatkan fungsi
kognitif secara optimal.? Berikut kiatnya:
1. “Ayo coba sebutkan warnanya apa
bunga melati itu..”. saat anak sedang diajak memetik bunga melati
dihalaman depan rumah. Jika anak sudah diberitahu sebelumnya saat mengambil bunga melati itu berwarna putih
anak akan berusaha mengetahui dan
menyebutkan bunga yang ada dihadapannya
saat ditanya kembali dengan demikian
anak akan mengatahui bahwa bunga melati itu berwarna putih.
2.
“Harum ya baunya jika bunga melati
iti kita cium..”. Biarkan
anak memetik bunga melati dan menciumnya sebagai bagian dari eksplorasi rasa
ingin tahunya dengan demikian dia sedang belajar melalui proses mengalami
belajarnya (experiential learning) melalui
memegang dan mencium baunya. Hal ini akan membuat dia memahami bahwa melati
itu berwarna putih dan harum baunya.
3.
“Kalau digenggam terlalu erat- erat bunganya jadi hancur”. Dikarenakan ketidak
tahuannya dan terlau senangnya anak dalam menggenggam bunga melati bisa saja
dilakukan dengan erat sehingga rusak lah melati itu. Jangan dimarahi justru ini
adalah prose pembelajaran bahwa bunga melati bukan benda keras yang bisa
digenggam erat erat.
4.
“ Sesudah dipetik masukkan kantong/
keranjang agar bunganya tidak rusak”. Pada akhirya anak dapat mengenali
dan mengaanlisa bahwa agar bunga nya tidak rusak maka harus ditempatkan pada
kerangjang atau kantong . Dikarenakan bunga melati iu bukan bungan yang keras ,
lunak dan mudah rusak jika digenggam secara kuat.
5.
“Mama bagaimana kalau melatinya dimasukkan air ya , atau bagaimana kalau
diselipkan di telingahnya , kayak orang Bali”. Rasa ingin tahu anak membuat
mereka memiliki hasrat untuk mecoba dengan bergai macam cara, dari sinilah anak menjadi tahu bagaimana
perlakuan kepada sebuah benda dan akibatnya .
6.
“ Jika dimasukkan air bunga melati
ini tidak tenggelam tapi mengapung Ma..?”. Kondisi benda yang telah diuji cobanya sendiri akan
membuat anak dapat menemukan kesimpulannya sendiri dengan demikian anak
sudah belajar secara tidak langsung
tentang konsep sebuah benda dan
perlakuannya.
Bagaimana dengan model pembelajaran yang anda
kembangkan..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar