Saat ini banyak orang tua
menghindari perselisihan dan
pertengkaran dengan anaknya walaupun anaknya telah melakukan kesalahan
atau melakukan pelanggaran ujung ujungnya anak makin tidak tahu kesalahannya.
Demikian juga masih banyak orang tua yang justru petengkaran dengan anak nya
berakibat fatal bagi anaknya yaitu anak kehilangan harga diri bahkan memilih
kabur dari rumah meninggalkan orang tuanya.
Pertengkaran adalah salah satu cara
untuk mengekspresikan luapan emosi kemarahan dan mengingatkan orang lain bahwa ada pelanggaran batas nilai nilai yang
disepakati. Kemarahan bermanfaat jika
dimaksudkan untuk membengun sebuah kesaling fahaman dalam menghadapi perbedaan sekaligus
menemukan solusi jalan terbaik atas sebuah persoalan.
Untuk mendapatkan pertengkaran atau kemarahan efektif diperlukan beberapa
rambu yang harus dipegang:
·
Jangan serang
kekurangan atau kelemahan anak,karena tak seorang pun senang diungkit ungkit
kelemahan atau kekurangannya disamping
ada kemungkinan anak juga akan membalas serangan itu dikarenakan “naluri
mempertahankan diri “ . Hindari kalimat “kamu sejak dulu memeng pemalas”.
·
Jangan
memojokkan dengan menistakan atau menjatuhkan harga diri anak.Penistaan hanya
akan menimbulkan perasaan trauma dan dendam yang dalam karena ketidak mampuan
anak menerima serangan.Hindari kalimat “kamu sudah bodoh jelek sulit diomogin lagi...!”.
·
Fokus pada
pokok permasalahan, agar anak mengerti maksud dari kemarahan anda .jangan
melebar dengan serangan kalimat yang tidak ada hubungan dengan inti persoalan
termasuk tidak mengungkit ungkit persoalan atau kesalahan yang pernah dilakukan
anak.Karena pada dasarnya kemarahan anda untuk memperbaiki keadaan maka
fokuskan pada pokok permasalahan yang dipertengkarkan. Hindar kalimat”coba kamu ingat apa yang kamu lakukan dulu
,kalau tidak ada mama /papa jadi apa kamu...!”.
·
Kuasai diri
jangan gunakan kekerasan fisik ,bagi anak pukulan /atau kekerasan fisik yang menimpanya bisa berdampak trauma
berkepanjangan .Dikarenakan perasaan sakit hati lebih menyakitkan dari sakit
karena pukulan fisik.Disamping pukulan fisik jika dibiarkan akan terus
meningkat menjadi lebih keras di kemudian hari.
·
Jangan
lakukan isolasi kepada anak ,apabila
belum tercapai ketidak sepakatan antara
anda dengan anak . berikan teladan kepada anak untuk dapat menghargai perbedaan
yang terjadi dengan tidak membenci atau mendendam dengan mengisolasi anak.
Kadang pertengkaran dengan anak “harus’ kia
lakukan untuk membuat anak memiliki kemampuan “bijak “ dalam pengambilan
keputusan. Sekaligus mengajrkan anak untuk dapat menyelesaikan konflik secara konstruktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar