Kank ,banyak siswa
kami yang saat ini mengalami kecemasan lantaran ujian nasional kali ini dirasa sangat
berat. Lantas bagaimana caranya agar mereka tetap optimis menghadapi ujian
nasional ..?
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
Qs Ibrahim -24.
Pada dasarnya kecemasan muncul lantaran persepsi negatif atas
kejadian yang bakal dialaminya,sehingga menghasilkan reaksi fisik dan emosi .Reaksi fisik dan emosi ini dapat mempengaruhi aktivitas yang dilakukan oleh
siswa termasuk kesiapan dan keberanian menghadapi ujian nasional.
Guna mengatasi persepsi negatif siswa perlu dibangun pola
berpikir optimis dalam diri siswa perihal ujian nasional. Diantaranya sebagai berikut :
Pertama : Bangun
Penguatan Positif dalam Diri Siswa\
Seorang guru semestinya dapat menjadi inspiration source bagi siswanya,karena itu setiap guru disekolah
bersangkutan tidak boleh ikut ikutan
cemas ,mengingat kecemasan guru dapat dirasakan dan menular kepada siswa..”lihat
tuh guru kita saja cemas,apalagi kita muridnya...”.Jika siswa terlanjur
mempersepsi ujian nasional mencemaskan
dari gurunya atau sosok yang dipercayanya. Maka persepsi menjadi gambaran mental itu cenderung menetap sehingga mempengaruhi perilaku siswa dalam
kesiapan menghadapi ujian nasional.
Oleh karena itu patut
bagi guru memberikan pemahaman baru atas ujian nasional sebagai bentuk test
yang wajar dihadapi setiap siswa untuk menentukan kelayakannya telah menguasai
secara tuntas pembelajaran yang telah dilakukan. Sugesti kepada siswa harus
dikuatkan dengan bukti bukti yang
meyakinkan tentang upaya –upaya persiapan yang sudah maksimal ,mulai dari
tambahan jam pelajaran ,pemantapan latihan soal dsb. Semakin sering siswa
meyakini tentang persiapan yang sudah dilakukan semakin mantap siswa menghadapi
ujian nasional.
Kedua : Jangan Takuti Siswa
Lantaran sudah kehilangan cara memotivasi siswa tidak jarang
guru juga menggunakan ancaman agar siswa benar benar siap menghadapi ujian
nasional. Pendekatan ancaman ini merupakan manifestasi dari kecemasan guru
bersangkutan dan keputus asaan atas persoalan yang dihadapinya. Padahal
pendekatan ancaman hanya menghasilkan reaksi mempertahankan diri dari siswa
,reaksi yang terjadi adalah menghindari kesulitan atau memendamnya saja dengan
kecemasan. Tentu saja hal ini merugikan siswa dan juga upaya guru yang sudah
dilakukan.
Gambaran mental negatif yang diterima siswa akan membentuk
paradigma pikiran yang mempengaruhi perilakunya dalam menghadapi tantangan. Jika
pendekatan ancaman digunakan sebagai gambaran tentang ujian nasional maka pola pikir siswa dipenuhi oleh kecemasan
terhadap hal yang tidak diinginkan,sehingga jika hal itu diyakini akan
memperkuat sistem keyakinannya dan bisa berubah menjadi kenyataan karena
..siswa menjadi apapun yang dipikirkannya”.
Oleh karena itu para guru disekolah bersangkutan semestinya sepakat
untuk tidak menggunakan pendekatan ancaman sebagai upaya memotivasi siswa .Dengan
menggunakan kalimat kalimat yang membangun rasa optimis siswa ,siswa akan
memiliki rasa optimis dan berfokus pada persepsi positif atas ujian nasional.
Selanjutnya sediakan waktu untuk mendengarkan secara empati
kecemasan yang dihadapi siswa jika memang kecemasan siswa sulit diatasi anda dapat merujuknya ke guru bimbingan
konseling sampai ke para ahli jika perlu...!