Case Study
“Sebagai ibu saya sering dibuat jengkel oleh ulah anak saya
yang baru menginjak kelas VIII,saya sering dianggap memaksakan kehendak
kepadanya ,anak saya lebih banyak membantah dari pada menjalankan
perintah.Akibatnya saya sering bentak bentakan dengan anak. Sampai sekarang
saya tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan anak saya.Saya heran
mengapa dia tidak bisa ngertiin apa yang saya mau..”
“Kalau belajar ,atau mengerjakan kewajiban tugas rumah saya
sering perintah berkali kali.Saya jadi sering jengkel ,sedih dan marah dalam
hati.Walaupun kalau saya sudah sedih anak saya baru mau mengerjakan tugasnya.”
“Saya melakukan itu bukan tanpa alasan,saya berharap anak
kelak menjadi orang yang punya tanggung jawab terhadap kepentingannya sendiri.
Namun karena dia tidak pernah bisa mengerti ,ya akhirnya saya terpaksa
menggunakan kekuasaan sebagai orang tua untuk mengaturnya,walau kadang dengan
paksaan dan ancaman.Saya tahu yang seperti ini,sudah tidak relevan bagi
kehidupan remaja saat ini”.
“Walaupun saya tahu remaja saat ini,sangat kritis dan cerdas
termasuk anak saya.Saya memang berharap bisa dengan sabar bisa mengerti apa yang
dia mau tapi yang terjadi.malah saya jadi jengkel karena dia banyak membantah. Membuat
saya jadi jengkel dan selalu rebut dengan mereka”.
“ Saat saya dulu remaja memang tidak jauh berbeda dari anak
saya tapi saya tidak berani membantah orang tua saya terang terang an .Dan
pendidikan yang diberikan orang tua saya membuat saya sukses seperti saat ini. Walaupun
saat itu saya beranggapan orang tua saya sangat ‘kejam “.memang kadang saya
tidak bisa mengendalikan diri untuk tidak memaki dan membentak remaja”.
“Ya beginilah susahnya menjadi orang tua dijaman “kemerdekaan
“ bagi remaja…!”
Relationship Strategic
Menghadapi remaja saat ini
lebih berat disbanding remaja generasi 70an-80an ,kehidupan remaja saat
ini sudah lebur dengan berbagai media feature Information ,technology &
communication ICT.Mereka semakin dekat dengan internet lengkap dengan
pergaulan factual dan virtual.Generasi
melania ini semakin cuek dan mulai kurang menghargai aturan norma dsb.namun
mereka adalah generasi yang cemas lantaran pengaruh life style dari peer gruopnya
maupun tekanan tuntutan tugas perkembangannya,persaingan serta tata tertib
sekolah. Benturan antara kecemasan dan hasrat untuk menemukan jati diri inilah
yang mengakibatkan mereka melakukan”pemberontakan”.
Zona Nyaman
Anda sebagai orang tua yang memiliki remaja yang cuek ,tidak
mentaati perintah dsb. Bahkan saat anda berteriak dia lebih asyik nonton
sinetron kesayangannya,santai dan cuek.
Sesungguhnya anak remaja ini memang enggan meninggalkan keasyikan yang telah didapatnya sebelum tugas itu
diberikan. Konsekuensinya anda lebih banyak marah marah daripada berpikir
bagaimana agar anak menunaikan kewajibannya.
TIP :
Langkah pertama adalah
memberikan aturan main sebelum anak tenggelam dalam kesengannya. Misalnya
;mandi dulu sebelum nonton TV,menyapu
dulu sebelum bermain game dsb. Kedua menegurnya kalu mereka melalaikan
kewajiban dan menegakkan konsistensi disiplin yang telah disepakati.
Patuh tapi Menggerutu
Sekilas anak memang kelihatannya melaksanakan perintah
anda.dengan cara melaksanakan perintah orang tua nya mereka berharap tidak ada “pertempuran
“ antara dirinya dan orang tuanya,menghindari bentakan cacian dsb. Jangan keburu
senang ketika anak melakukan tugas dengan hati yang tidak”ikhlas”itu karena
anak hanya menjalankan tugas dengan terpaksa ,tidak mengerti alas an mengapa
dia harus mengerjakan itu dan pada akhirnya dia tidak pernah belajar tentang
arti menjalankan kewajiban nya.Hal ini terjadi jika perintah anda ,tidak dalam waktu yang tepat seperti saat
mereka asyik dengan tugas sekolahnya
asyik dengan acara music dan tugas diberikan secara mendadak tanpa
pemberitahuan dahulu.
TIP :
Jangan memberikan perintah yang mendadak apalagi disaat anak
tengah menjalankan kegiatan sekolahnya atau sedang asyik dengan waktu nya
sendiri.Apalagi tugas itu sebenarnya bisa anda kerjakan sendiri.
Kesadaran Penuh
‘pekerjaan apapun
akan segera dapat berjalan optimal apabila dikerjakan dengan senang hati.Untuk membuat remaja memiliki kesadaran
penuh dalam menjalankan kewajibannya diperlukan langkah sebagai berikut
Pertama :
perlunya “sosialisasi “ dan edukasi kepada siswa dengan komunikasi yang
dialogis antara anak dan orang tua. Dialogis berarti anda sebagai orang tua juga
mendengar pendapat dan keluhan anak. Selanjutnya buat komitmen sebagai pedoman
dan aturan berperilaku dirumah.
Kedua ; berikan
motivasi kepada anak untuk bersabar dalam melaksanakan kewajibannya. Termasuk ingatkan
anak untuk bisa mengendalikan diri dari kesenangannya sebagai bentuk upaya
melatih kecerdasan emosinya (EQ).
Ketiga : jadilah
orang tua yang lebih mengutamakan kasih sayang dari pada marah marah. Mintalah anak
penjelasan saat belum menunaikan/ menyelesaikan
tugasnya. Bantulah dia mengerti bahwa tugas yang dijalankan itu penting bagi
kehidupan dan cita cita nya dimasa depan
Keempat : jadikan
setiap anggota keluarga memiliki kebisaan melaksanakan kewajibannya tanpa
diperintah sehingga anak terbiasa hidup
dalam lingkungan orang orang yang memiliki kesadaran menjalankan tugas dan
kewajibanya.
Remaja generasi melania adalah generasi yang paling cepat
dalam menang adopsi nilai baru tentang kehidupan ,pastikan nilai nilai kehidupan
yang anda anggap baik itu dapat diadopsi oleh remaja anda sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar