Rabu, 17 Juni 2009

Ujian Nasional selayaknya ditinjau.


.
Ibu Devita: Dari tahun ketahun Ujian Nasional hanya mendatangkan berbagai persoalan besar, apakah ini tujuan dari diadakan UN

Kank Hari :Jika awalnya Ujian Nasional diadakan untuk pemetaan dan pengukuran keberhasilan kegiatan pendidikan.Namun ujung-ujungnya berubah menjadi ajang gengsi dan kepentingan politik. .UN menjadi sesuatu yang menakutkan sekaligus mencemaskan semua pihak.Akibatnya kepentingan terbaik siswa menjadi terbengkalai.

Mengacu pada UNESCO (1996):” moulding the characther and mind of young generation” > Pendidikan seharusnya berhasil membentuk generasi muda yang cerdas, berkarakter, bermoral dan berkepribadian.Benarkah mutu lulusan dari Ujian Nasional seperti yang digagas Unesco ?

Perlunya kejelasan tentang jenjang masa depan karir pendidikan siswa semestinya ujian nasional dapat mengakomodasi kepentingan tersebut.Ambil contoh:

Di Amerika Serikat sejak kelas IX diadakan diversifikasi kurikulum untuk calon mahasiswa(preparetory college) denagan anak yang tidak memenuhi syarat menjadi mahasiswa. Di Amerika Serikat & Jerman untuk menjasi mahasiswa apapun jurusan siswa harus berhasil menguasai Kalkulus, Trigonometri , Fisika dan Bahasa Asing.

Di Singapura untuk masuk SMA (junior coledge) sudah disaring sejak kelas 5 SD.Demikian juga di Jerman.

Ujian Nasional hanya digunakan untuk :
1. Peta kualitas hasil kegiatan belajar mengajar. Sekaligus bahan evaluasi untuk serangkaian perbaikaan dan pembaruan.
2. Sebagai ukuran kelayakan masuk perguruan tinggi dengan nilai 6 bagi lulusan SMA. Dengan catatan kredibilitas pelaksanaan UN tidak diragukan.
3. Sebagai penentu lulusan SMP melanjutkan ke SMA

Elemen sistem sekolah ditata dan distandartkan sbg upaya minimum quality assurance.
Mungkin kita hanya bisa berharap Diknas benar benar mempersiapkan anak didik dalam persainagan global. Sebagaimana rencana strategis Pendidikan Nasional untuk tahun 2025

Kita tunggu yah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar