Selasa, 25 Agustus 2015

Mengenalkan Perilaku Disiplin Pada Balita

Kalau saya tidak berteriak mana mungkin dia mau nurut !”. Begitulah kata mama yang harus segera memberi makan KEpada anaknya,yang berlarian. Dikarenakan ketidak sabaran orang tua untuk mengajak anaknya berbuat baik maka tidak jarang pendekatan ancaman yang membuat anak takut selalu digunakan dengan harapan anak akan menurut.

Padahal jika itu diteruskan anak hanya takut pada sosok mom atau pap saja, begitu sosok itu pergi pasti tidak takut lagi. Selanjutnya anak tidak takut lagi karena kebiasaaan menakut nakuti itu sudah dianggap biasa.


 Lantas bagaimana agar dapat menciptakan disiplin tanpa menakut nakuti:

1.      Anak akan bisa disiplin karena kebiasaan , maka biasakannlah kedisiplinan itu.  Sebagai orang tua patut membangun kebiasaan  disiplin saat makan malam bersama, waktu tidur, waktu ibadah dsb. Sehingga keseharian anak sudah terbentuk dengan sendirinya karena kebiasaan itu.
2.      Anak tidak suka dibenci karena itu jangan gunakan kedisiplinan sebagai alasan untuk tidak mengasihinya seperti anak diacuhkan, tidak dihiraukan atau dibenci . Sehingga anak merasa sedih dan sedirian yang bisa merusak perkembangan psikologinya.  Tumbuhkan security need anak melalui kasih sayang dalam mengenalkan arti disiplin kepadanya.
3.      Anak akan lebih displin jika merasa senang, oleh karena itu orang tua perlu menetapkan rambu rambu aturan main tentang kedisiplinan yang terwujud dalam perilaku positif, berikan pujian jika anak telah melakukan hal hal baik dan selanjutnya dorong anak untuk terus berbuat baik . Jika melakukan “hukuman “ lakukan secara pribadi bukan didepan orang banyak karena fungsi hukuman untuk memperbaiki perilaku bukan menjatuhkannya.
4.      Anak suka kemudahan buatlah displin sebagai sesuatu yang kelihatan lebih mudah , ajak ketempat tidur ketika anak waktunya tidur  matikan tv , ajak segera ganti baju jika akan berangkat kerumah ibadah saat ibadah bersama dll.
5.      Anak tidak suka ditakuti atau diteriaki maka jangan berteriak ketika anak belum disiplin, temani sat belajar bukan berteriak teriak anak harus belajar.  Sediakan jam belajar bersama anak  dan jam lain lain agar anak mendapatkan teman untuk menjalani disiplin.
6.      Buat aturan bersama anak sesuai usaia perkembangan anak , berikan alternatif pilihan untuk kepentingan terbaik anak . Dengarkan pendapat anak lakukan pendampingan dan bimibingan kepada anak dalam menjalani proses kedisiplinannya. Jika anak diajak berdiskusi tentang aturan bersama anak akan thu komsekuensi logis kesalahannya. Bersambung





Tidak ada komentar:

Posting Komentar