Senin, 10 Agustus 2015

Ayo Buat Lebih Cerdas Balita Melalui Bermain

Ayo pindahkan  gelang warna merah itu ke tonggak yang merah itu sambil dihitung ya berapa jumlahnya..”. Dan  beberapa anak pun secara gembira berlomba secara cepat menjalankan instruksi itu dengan gembira, tak ada kecemasan dan tangannya pun  terampil memilih beragam  warna gelang yang  berada dihadapannya.   Tanpa disadari keterampilan memilih itu telah meningkatkan kemampuan psikomotornya, memilih warna meningkatkan kemampuan kognitifnya dan perasaan senang meningkatkan afektifnya.


Bermain adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan, tanpa paksaan dan anak dengan sennag hati mau melakukan sendiri. Jangan pernah dilupakan bahwa dengan bermain anak sebenarnya juga belajar, mengapa.., karena persepsi inderawi anak terstimulasi secara optimal , penglihatan, peraba, penciuman , pendengaran  dan  perasa  dengan demikian dapat mengoptimalkan fungsi kognitif anak sehingga anak mampu mengingat dan mencerna materi pembelajaran yang sedang dikembangkan. Bagaimana proses pembelajaran dapat meningkatkan fungsi kognitif secara optimal.? Berikut kiatnya:

1.      “Ayo coba sebutkan  warnanya apa bunga melati itu..”.  saat anak sedang diajak memetik bunga melati dihalaman depan rumah. Jika anak sudah diberitahu sebelumnya  saat mengambil bunga melati itu berwarna putih anak akan berusaha  mengetahui dan menyebutkan  bunga yang ada dihadapannya saat ditanya kembali  dengan demikian anak akan mengatahui bahwa bunga melati itu berwarna putih.
2.      “Harum ya baunya jika bunga melati iti kita cium..”. Biarkan anak memetik bunga melati dan menciumnya sebagai bagian dari eksplorasi rasa ingin tahunya dengan demikian dia sedang belajar melalui proses mengalami belajarnya (experiential learning) melalui memegang dan mencium baunya. Hal ini akan membuat dia memahami bahwa melati itu  berwarna putih dan harum baunya.
3.      Kalau digenggam terlalu erat- erat  bunganya jadi hancur”. Dikarenakan ketidak tahuannya dan terlau senangnya anak dalam menggenggam bunga melati bisa saja dilakukan dengan erat sehingga rusak lah melati itu. Jangan dimarahi justru ini adalah prose pembelajaran bahwa bunga melati bukan benda keras yang bisa digenggam erat erat.
4.      “ Sesudah dipetik masukkan kantong/ keranjang  agar bunganya tidak rusak”. Pada akhirya anak dapat mengenali dan mengaanlisa bahwa agar bunga nya tidak rusak maka harus ditempatkan pada kerangjang atau kantong . Dikarenakan bunga melati iu bukan bungan yang keras , lunak dan mudah rusak jika digenggam secara kuat.
5.      Mama bagaimana kalau melatinya  dimasukkan air ya , atau bagaimana kalau diselipkan di telingahnya , kayak orang Bali”. Rasa ingin tahu anak membuat mereka memiliki hasrat untuk mecoba dengan bergai macam cara,  dari sinilah anak menjadi tahu bagaimana perlakuan kepada sebuah benda dan akibatnya  .
6.      “ Jika dimasukkan air bunga melati ini tidak tenggelam tapi mengapung Ma..?”. Kondisi benda yang telah diuji cobanya sendiri akan membuat anak dapat menemukan kesimpulannya sendiri dengan demikian anak sudah  belajar secara tidak langsung tentang  konsep sebuah benda dan perlakuannya.

Bagaimana dengan model pembelajaran yang anda kembangkan..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar