Minggu, 16 Agustus 2015

Kebutuhan Psikologis Balita Pada Kedua Orang Tua Bekerja



Dari “Aisyah  ra , beliau berkata: Fathimah datang gaya berjalannya persis dengan jalannya Nabi saw dan beliau menyambut dengan kata kata:  “ Selamat datang wahai putriku!, Kemudian beliau mendudukannya disebelah kanan atau sebelah kirinya. (HR Bukhari dalam Adabul Mufrad )

“Kakak nanti kalau butuh apa apa minta sama “Yuk”  yah...”, sambil tetap memegang tangan mama sang anak seakan enggan ditinggal  perigi bekerja. Tak dapat dipungkiri berbagai alasan terlontar banyak orang tua meninggalkan anaknya bekerja sementara anak dititipkan kepada pembantu atau  pengasuhnya, mereka bermain bersama pengasuhnya atau lebih asyik bermain sendiri. Padahal dampak psikologis dan sosial  dapat menggagu perkembangan anak dimasa depan  jika anak tidak mendapatkan bimbingan yang positif dari kedua orang tua kandungnya.

 Seperti yang ditulis oleh Hoffman  M. L , dalam Journal   of  Personality and Social Psychologi,  “In general, children tend to become more emphatic when they around emphatic people, particulary when they themselves have been the recipients emphatic  based  kindness”.
 Apa saja kebutuhan balita kepada orang tuanya yang sibuk bekerja:

1.      Kakak senang bisa lihat mama sama papa duduk bareng temani aku nonton TV”. Anak senang jika papa dan mamanya harmonis berdua, mereka mendapatkan kebutuhan rasa aman dengan melihat secara langsung kedua orang tuanya hidup rukun berdampingan. Oleh karena itu harmonislah dengan pasangan karena dapat mendatangkan rasa aman bagi anak.
2.      Mama tadi  bu guru  bilang aku sudah bisa baca  kalimat pendek”. Seorang anak membutuhkan perhatian saat melakukan apa yang ia anggap baik dan  dapat membanggakan dirinya. Namun sering para orang tua hanya memperhatikan anak justru saat anak “nakal” dan mengabaikan anak yang berbuat baik karena dianggap hal itu sudah biasa. Perhatikan anak saat berbuat baik jangan hanya saat anak “nakal”.  
3.      “Aku nggak tahu kenapa mama sering marah marah begitu aku jadi sedih”. Kelelahan fisik atau stress akibat beban kerja seringkali membuat orang tua mudah marah dan menghukum anak sebagai  rasa lelahnya. Sehingga membuat anak menjadi cemas karena perbuatan kedua orang tuanya. Berilah “hukuman “ yang mendidik pada anak yang ingin anda perbaiki dan bukan pelampiasan rasa marah.
4.      “Aku cuma pingin mama nemani aku saat pulang, bukan mainan”. Orang tua sering beranggapan bahwa anak akan senang ditemani oleh berbagai mainan yang sedang trend padahal tidak demikian, kehadiran orang tuanya secara fisik lebih dibutuhan daripada seperangkat mainan mahal. Jangan anda ganti kasih sayang anda dengan sejumlah mainan.
5.      “ Paling senang bantuin mama menata almari ..”.  Anak akan merasa bagian dari keluarga jika anak diberi peran  membantu orang tuanya  dalam merapikan rumah atau mainannya sendiri. Dengan anak terlibat pada kegiatan di rumah orang tua dapat meletakkan perilaku yang diharapkan dari anak sekaligus menumbuhkan rasa tanggung jawabnya.
6.      “Tadi temanku aku nangis ma, karena mamanya sakit..!’.Seperti halnya anda sebagai orang tua senang bila didengar segala keluhan dan kecemasannya, anak pun demikian. Disamping kegemarannya bercerita anak anak membutuhkan orang tua yang memiliki kesediaan untuk mendengarkan, guna menyalurkan kebutuhan emosinya disamping menyalurkan persaan dan kemampuan berkomunikasi.  
7.      “ Paling senang jika habis  salat magrib mama sama papa ngajak aku makan bareng”. Anak anak merasa terpenuhi kebutuhan dicintai, diakui dan dihargai keberadaannya saat para orang tua benar benar menyediakan waktu untuk anak anaknya setiap hari. Sediakan waktu untuk anak walau sebentar setiap hari ditengah tengah super sibuk kegiatan anda. Karena anak dapat tumbuh kembang secara optimal psiko sosialnya.
Bersambung


Tidak ada komentar:

Posting Komentar