Jumat, 06 November 2015

MENGATASI IRI HATI PADA BALITA


“kenapa kamu merampas mainan dino ,  putranya om..?”
“Pokoknya aku pingin mainan nya , mama ..!”
“Jealously and Rivarlry  is another obstacle  to love . A child’s first fight arise from rivarlry over objects , territory and parental affection” . Hartup , W.W Aggression in childhood: Developmental prespective. American Psychologist
Begitulah keluhan seorang ibu tentang anaknya yang baru saja merampas mainan  teman sebayanya dikarenakan perasaan iri hati.  Iri hati merupakan sifat khas balita dikarenakan anak usia ini memiliki kepekaan pola pikir menemukan hal hal baru untuk dirinya.


Mereka selalu mengukur dirinya terhadap   kelebihan anak anak lain sehingga muncullah perasaan iri hati. Anak usia balita memiliki kesadaran tentang arti kompetisi atau persaingan. Seringkali merampas mainan atau benda  yang menimbulkan irihati, lantaran anak merasa tidak memiliki kelebihan atau benda yang dimiliki anak lain.
Sekalipun perkembangan rasa iri hati pada balita dianggap wajar namun jika dibiarkan akan mencederai pembentukan sistem nilai dan karakter anak dimasa  depan misalnya sifat egois, perasaan tidak nyaman, cemas , hasrat ingin menguasai , dsb. Sehingga dapat mempengaruhi kepribadian dan interpersonal  atau hubungan sosial dengan orang lain. Dibutuhkan pedampingan orang tua untuk mengarahkan emosi negatif anak agar anak dapat mengatasi nya dengan baik. Adapun cara caranya sebagai berikut :

Anak butuh apresiasi
“terima kasih. adek   mau menunda beli mainan seperti punya teman mu “
  Pujian bagi anak dapat menguatkan harga diri nya sehingga pujian akan memperkuat perilaku positifnya, anak cenderung akan dapat menahan diri , mengerti kondisi orang tua dan tidak memaksakan kehendak untuk menuruti kemaunnya karena kebutuhan untuk dihargai telah terpenuhi melali pujian orang tuanya tadi.
Anak  harus belajar bertanggung jawab
“ adek tahu merampas itu tidak baik , ayo kembalikan mainannya dan minta maaf..!”.
Anak perlu mengetahui batas hak pribadi dan hak orang lain dismping anak perlu dibiasakan meminta maaf jika melakukan kesalahan. Memberikan pembelajaran  untuk bertanggung jawab merupakan keterampilan yang dibutuhkan di masa depan. Dampingi anak jika anak merasa malu untuk mengembalikan mainan yang terlanjur diambilnya dan meminta maaf.
Biarkan anak berlatih sabar
“Nggak apa apa dek, mungkin bukan saat ini kita bisa membelinya..!”.
Manusia memiliki keterbatasan, yakni tidak semua keinginan dapat terpenuhi dan mendapatkannya secara mudah. Perjuangan , kesabaran dan waktu merupakan upaya yang harus dilakukan untuk memenuhi keinginan yang akan diraihnya. Anak anak perlu belajar sistem nilai ini agar mereka menghargai proses pencapaian sekaligus terlatih menunda kesenangan sebagai cikal bakal tumbuhnya kecerdasan emosional
Buat anak lebih PD
“tidak apa apa kali ini kamu kalah , nanti dialain waktu kamu pasti menang
Ajarkan anak untuk menerima kenyataan namun disisilain anak membutuhkan reinforcement untuk percaya diri guna menghadapi persaingan. Ajaklah anak mengenali kelebihan dan keunikan , dorong dia untuk memperbaiki diri dan mendapatkan pengalaman berhasil, yakinkan dirinya bahwa dia dapat meraih sukses jika bersedia berjuang lebih keras.
Lakukan negosiasi
“ Mungkin saat ini kita tidak bisa pergi , tapi kita bergembira dengan buat roti puding bareng bareng”.
Ketika orang tua tidak ingin mengabulkan permintaan anak dengan berbagai alasan dan anak memaksa maka cara sederhana adalah dengan bernegoisasi dengannya. Tawarkan alternatif pengganti dari keinginannya sebagai kompensasi atas tidak dapat terpenuhinya keinginan mereka. Boleh saja anak merasa tidak dapat memiliki benda atau fasilitas yang tidak mungkin dimilikinya namuan bukan berarti anak tidak bisa bahagia.
Buat anak lebih mengerti
“ andai mama punya uang banyak , mama ingin belikan mainan yang kamu minta , tapi kali ini uang mama itu untuk membeli beras “.
Anak bisa dibuat mengerti tentang pentingnya arti pemenuhan kebutuhan dasar dibanding sekedar memenuhi keinginannnya. Oleh karena itu orang tua dapat memberikan pengertian kepada anak secara sederhana dan sabar sehingga anak lebih mudah memahami kesulitan orang tua.  Bersambung



Tidak ada komentar:

Posting Komentar