Senin, 22 Juni 2015

Membimbing Balita Dalam Membuat "Keputusan" ( Learn How to Choose)



Aku nggak  mau pakai baju yang itu, aku mau baju yang ini, pokoknya  yang ini..”. dan sang mama pun geleng geleng kepala karena baju yang dipilihkan Mama sudah disetrika sedangkan yang mau dipakai Adek belum. 

Memang pada perkembangan balita sekarang ini mereka bukan saja cukup cerdas karena nutrisi yang baik namun juga dikarenakan anak memiliki banyak kegiatan dan pilihan. Mereka seakan akan memiliki “kewenangan” dalam menentukan pilihan yang diinginkannya kadang terkesan plin plan. Belum selesai satu  sudah memilih lainnya. Apabila putra putri anda memiliki sikap demikian jangan tergesa gesa menyebutnya plin-plan. Namun temukan alasan yang menyebabkan dia berperilaku demikian. Diantaranya:


·         Mereka terkesan plin plan akibat pilihan anak batita masih belum kemampuan berpikir abstrak dan logis dalam menentukan pilihan sehingga mudah beralih.

·         Terlalu banyak pilihan yang disodorkan kepada anak bisa membuat anak bingung menentukan pilihan.
·         Anak bisa saja beralih ke pilihan yang lainnya diakibatkan memang belum puas atas pilihan sendiri atau karena hasil yang tidak membuatnya nyaman dengan pilihan. Misal memilih baju namun baju yang dipakainya terasa gatal dsb.
·         Anak tidak diberi pilihan harus menurut apa pilihan orang tua dan anak selalu dimarahi ketika mencoba meminta pilihan akibatnya nak menjadi trauma untuk memilih. 

Oleh kerana itu orang tua harus menjadi teladan dan memberi stimulasi agar anak memiliki keterampilan memutuskan pilihan (learn how to chose). Melalui 

1.      Pengalaman traumatik karena dimarahi akan membuat anak sulit menentukan pilihan oleh karena itu jangan tergesa gesa marah jika anak mengubah pilihannya karena anak sedang belajar mengambil alternatif sebuah pilihan ciptakan komunikasi dialogis dengan anak . “Tanyakan mengapa kamu tidak mau pakai yang ini nak...?” 

Patut diingat kemampuan anak dalam  kebiasaan menentukan pilihan adalah modal dasar bagi kemandirian dan keterampilan mengambil keputusan dikemudian hari. Jadi latihlah keterampilan anak dalam mengambil sebuah keputusan.  

2.      Merasa dihargai akan membuat anak membuat pilihan  berikutnya ,krena persaan nyaman dan dihargai cenderung membuat anak lebih percaya diri untuk mengulangi pilihannya. Dikarenakan dalam proses tumbuh kembang anak anak yang merasa dihargai plilihannya atau ditanggapi secara positif atas pilihannya akan membuat anak percaya diri ,meningkatkan harga diri dan positif citra dirinya. “ Wah hebat kali ini adek langsung habiskan susunya..” Dengan demikian anak akan merasa lebih dihargai dan bersemangat untuk melakukannya lagi.
                                                                                                               
3.      Setiap pilihan ada resiko dan konsekuensi logisnya, oleh karena itu pembisaan anak untuk melakukan pilihannya sendiri secara otomatis akan mengasah daya berpikir kritis anak ,mengasah kemampuan berpikir dan perkembangan kognitifnya. “kamu kan sudah memilih  membawa  boneka barbie sebelum berangkat jadi boneka doraemonnya ditinggal dirumah”.

  Dengan diberi penjelasan diharapkan balita belajar mengerti konsekuensi logis dari pilihannya. Sekaligus bagi balita mendapatkan kesempatan menentukan pilihan merupakan bagian dari eksplorasi dan pemenuhan rasa ingin tahunya secara bertanggung jawab. Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar