Rabu, 27 Mei 2015

Menghadapi Balita yang Selalu “Membantah”.

“Sudah biarkan saja..!,memang biasanya dia begitu selalu membantah dan menolak kalau disuruh suruh’. Seorang ibu  dengan perasaan  kesal dan wajah bersungut sungut  kepada balitanya lantaran si anak selalu menolak perintahnya.  Bahkan para orang tua dengan terang terangan memberikan label kepada anaknya sebagai anak yang pembengkang bandel dan segudang label lainnya,alih alih membuat anak  menjadi lebih baik malah sebaliknya mereka bertambah bandel.

“Research shows that children want to be given reason for rules. But parent should not expect much success with simplistic explanations that only assert that some  behavior  is “good” or the right to do’, without explaining how  that behavior actually affects the well being of other”. Ford M. E. “The Construct Validity  of Egocentrism “.


Pada masa balita biasanya memiliki kecenderungan sulit diatur dan menolak segala macam perintah dari orang dewasa lainnya termasuk kedua orang tuanya sendiri, masa ini disebut masa negativistik. Dimana jika dilarang mereka malah diperintah ,jika diperintah malah menolak.

 Di sisi lain pada masa ini anak sedang membangun rasa percaya dirinya,melalui sikap menolaknya  anak mulai belajar untuk mandiri dan memisahkan diri dari bayang bayang orang tuanya. Melalui penolakan mereka sedang belajar menunjukan kemandirian dengan kemampuan untuk mengungkapkan apa yang dibutuhkandan dinginkannya serta berusaha menolak sebagai bentuk sikap asertifnya.

Pada perkembangan kognitif anak balita,mereka belajar tentang hukum kasualitas alias sebab akibat artinya disebabkan pengalaman “trauma” atau pengalaman tidak menyenangkan atas perlaukan tidak menyenangkan dari orang lain  mengakibatkan ia membangkang atau menolak segala macam perintah. Oleh karena itu orang tua tidak boleh secara frontal atau secara langsung menyerang atau memarahi anak pada saat  mereka menolak. Berikut beberapa cara agar penolakan anak dapat membawa kebaikan pada proses tumbuh kembangnya:

1.       Cari sebabnya mengapa anak menolak dengan mendengar lebih sabar penjelasan anak,atau mengajukan  pertanyaan, “mengapa kamu tidak mau salim sama om ... ?”

2.       Jika memberikan perintah atau larangan gunakan bahasa yang dimengerti anak, “nanti kalu sudah sampai dirumah budhe jangan lupa salim sama budhe dan pak dhe ya nak ...”

3.       Jangan sering membuat larangan kepada anak ,karena larangan yang sering dilakukan sering dilupakan dan selanjutnya larangan menjadi tidak efektif, lakukan printah atau larangan pada saat dan tempat yang tepat, agar anak tahu batasan , “adik nanti kalau dikantor mama jangan dekat dekat dengan colokan computer ya...”

4.       Hindari mengancam atau memaksa anak apalagi membuat anak merasa terancam karena semakin diancam anak semakin akan menolak karena merasa mendapatkan perasaan tidak nyaman,sebaliknya  berikan alasan , “kalau adek dekat kompor ,kompor itu panas dan bisa melukai adik ,ayah tidak mau adek terluka ..”.

5.       Hargai penolakan anak apalgi jika penolkan itu memiliki alasan yang positif bagi dirinya atau menghindari akibat yang merugikan bagi dirinya, “bagus ...sepertinya adik nggak mau diajak min hujan hujanan karena adik takut pilke dan masuk angin ya..!

6.       Berikan kegiatan pengganti atau alternatif pilihan saat anak belum mau segera mau melaksanakan perintah orang tuanya, “ ya sudah kalau kamu masih nonton marsha and the bear, nanti setelah selesai adik harus mandi ya..

Jangan memberikan perintah atau larangan kepada anak balita dalam situasi marah,karena anak akan juga terbawa emosi yang sedang anda rasakan,rayuan dan pujian kepada anak jauh lebih baik daripada menggunakan kata kata kasar apalagi menyerang , adik pinter deh taruh dulu mainannya sekarang kita ganti baju,katanya mau jalan jalan..” bersambung 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar