Rabu, 20 Mei 2015

Mengajarkan Anak Balita Konsep Berbagi

Pokoknya itu punya aku ,semua nya buat aku “. Sering kita dengar kata kata ini dari mulut simungil usia balita. Namun benarkah jika ini hanya merupakan sebuah fase perkembangan psikologi saja dan apakah dampaknya jika anak dibiarkan dengan tidak mau berbagi dengan yang lain kelak menjadi anak yang benar benar tidak mau berbagi ..?

Perilaku anak tidak peduli ,main rebut , ambil makanan atau mainan miliki orang lain adalah pemandangan yang sering kita temukan pada anak balita. Dikarenakan anak balita terutama batita masih belum mengrti arti konsep berbagi ,apa yang mereka inginkan adalah apa yang harus dimilikinya. J Piaget seorang pakar perkembangan koginitif anak, anak usia 2- 6 tahun memasuki  fase egosentrisme sebagai fase dimana anak memandang dirinya sebagai pusat perhatian dari seluruh orang disekitarnya mereke cenderung berpikir dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri alias berpusat hanya kepada dirinya saja.

Start by making sure your child understands the other people have fellings and desires just as he does and that these deserve consideration equal to his own. You can teach your child to perceive another person symphatitecally ,as a life to be enhanced and not merely as an object to be used or manipulated. There is is evidence that the more similiar we believe people are to us ,the more sympathetic and kind we are to them . Krebs,D. Emphaty and altruism ,Journal of Personality and Social Psychology .


Mengenalkan konsep berbagi kepada anak sejak dini adalah penting agar supaya anak tidak hanya mementingkan diri sendiri dan memiliki kepedulian terhadap orang lain dengan hal hal sederhana seperti konsep memberi,meminjam dan mengembalikan (bukan untuk makanan ). Dengan mengenal konsep berbagai anak diharapkan memiliki kepedulian dan kesetia kawanan.


  1. Kenalkan konsep kepemilikan : Ini baju adik,ini tempat minum kakak , ini mainan kakak dsb  pengenalan terhadap barang /benda yang dimiliki anak akan memperkuat konsep berpikir anak tentang arti kepemilikan diri sendiri dan kepemilikan orang lain agar supaya tidak main rebut dan  berani mengatakan meminjam jika ingin memakainya.
  2. Keteladanan orang tua lebih penting daripada sejuta nasehat,’ini rezeki yang kita kumpulkan saat nya sebagia kita sedekahkan kepada orang yang membutuhkan, tetangga sebelah meminta beberapa biji cabe tanaman kita karena tidak sempat kepasar  ayo kita petikan dsb’ .jika anak melihat kesenangan dan kebahagiaan orang tuanya dalam memberi sang anak pun merasa senang jika dirinya juga bisa memberi ,anak mendapatkan experiential learning dari keteladanan orang tuanya.  
  3. Pengkondisian,pembelajaran yang dapat membentuk perilaku anak adalah dengan mengkondisikan lingkungan belajar anak untuk terbangun mindsetnya tentang arti berbagai,permainan yang melibatkan kebersamaan seperti menggambar bersama,bermain balok , bermain pudzeel dsb . Ini sepertinya potongan pudzel yang kurang lengkap ada ditempat mama ,ini pakai supaya kamu bisa menyempurnakan gambar. Cerita /dongeng tentang kegiatan berbagi dapat membangun imjinasi anak untuk membentuk konsep berbagi.
  4. Ajak berbagi bersama (barter) , “ini coklat adek dibagi satu potongan buat kakak ,dan kakak berbagi satu potongan eskrim buat adik,jadi adek bisa makan coklat dan eskrim demikian juga kakak “. Dengan demikian anak bisa mengerti betapa menyenangkan arti konsep berbagai dengan orang lain ,saling mendapatkan saling menguntungkan dan saling menyenangkan.
  5. Berikan cara bagaimana berbagi, “ini kue mama yang kamu suka untuk kamu ,minta dong permennya, ayo kakak kan punya tiga biskuit bagi dong kak ,adek juga punya permen dua bagi dong dik ..”.Kebiasaan ini akan memberikan inspirasi kepada anak tentang caranya berbagi.
  6. Berikan pujian dan penghargaan ,”bagus adek sudah berbagai kue dengan temannya tadi ,sambil dipeluk “ . Hal ini akan memperkuat konsep citra diri dam harga dirinya sehingga dapat memperkuat perilaku berbaginya. Jangan sekali kali memberi label egois atau individulis atau pelit kepada anak hanya akan membuat anak makin memperkuat perilaku tidak suka berbaginya (karena konsep berbagi memang belum difahami nya secara matang pada anak usia balita)... bersambung .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar