Rabu, 23 Februari 2011

Tips : Mengatasi Pengaruh Buruk Teman



Tips : Mengatasi Pengaruh Buruk Teman


Astuti : Kank ,saya yakin anak saya dapat saya didik dengan baik. Tapi bagaimana dengan pengaruh buruk teman ,padahal anak saya sangat setia pada temannya..?
Apakah boleh saya langsung melarangnya dan apa dampaknya bila itu saya lakukan..? Anak saya kelas VII.



Kank Hari:Di usia putra ibu ,peranan teman amat kuat pengaruhnya bagi dirinya . Dibanding pengaruh orang tua ,guru atau para “orang tua” lainnya kebutuhan berteman baginya adalah sangat penting bagi proses perkembangan psikososioseksualnya. Artinya putra ibu dapat menjalankan peran sebagai remaja yang dapat menyesuaikan diri dengan temannya sekaligus pengahayatan peran akan gendernya. Hal ini penting untuk pembentukan identitas diri. Karena itulah peran teman memberikan kontribusi pada perilakunya. Persoalannya adalah bagaimana jika temannya memberikan pengaruh negative padanya..?

Melarangnya secara frontal agar mengindari temannya akan menimbulkan perasaan dikucilkan teman. Perasaan ini kan membuat perubahan perilaku pada dirinya sekaligus menimbulkan kecemasan ,seperti ;

• Perasaan terisolasi dan kesepian karena kebutuhan berteman tak terpenuhi padahal kebutuhan ini penting bagi aspek perkembangan sosialnya.

• Kepribadian tidak sehat karena merasa “terancam “ dan tidak bahagia akibatnya konsep diri menjadi negative.

• Akhirnya menimbulkan ‘kesetiaan “berlebihan kepada kelompoknya dengan harapan akan diteriama oleh gengnya.Sekaligus anak tiadak memiliki pengalaman belajr bersosialisasi.

Karena itu anda harus rela bertoleransi terhadap anak jika memang tidak mengancam masa depannya.Maka anda perlu melakukan “strategi pendekatan” agar anak mengerti kecemasan anda.

Pertama :Jangan terburu –buru memaksa anak memutuskan pertemanan mereka.

Upayakan tidak mengkritik atau member label negative temannya. Hanya membuat anak merasa sakit hati dan mencuri curi waktu untuk bertemu temannya, bahkan membangkang seruan anda”.Dudukan” Dia katakan denagan kasi saying kekhawatiran anda tentang perbuatan yang anda tidak sukai. Seperti melanggar aturan atau disipiln sekolah itu merugikan diri sendiri.


Kedua :Nyatakan perasaan anda dan buatlah komitmen bersama anak dengan aturan yang jelas dan tegas. Jelaskan konsekuensi logis bila komitmen itu dilanggar yaitu harus benarbenar putus dengan temannya itu.bangunlah pemahaman dan pengertian anak agar ia bertanggung jawab terhadap perilakunya sendiri sekaligus konsekeunsi logis yang bakal diterimanya.sekalipun dia masih menjalin denagan teman yang tida anda sukai


Ketiga:Menguasai diri adalah kunci anda menguasai keadaan dan jangan terbawa emosi.Jika anda bisa tenang saat ia benar benar melanggar ketetatapan yang telah anda sepakati bersama anak. Katakan untuk pelanggaran yang telah anda sepakati tak anda tak bisa member toleransi. Tahan amarah anda,tenangkan diri agar anak bisa menenangkan diri mempertanggung jawabkan perbuatannya.Tanyakanlah alasannya mengapa dia melanggar,biasaya anak yang tertekan oleh gengnya akan mengatakan “saya tahu ma, itu melanggar atapi kansya harus setia kawan…!”

Maka ketrampilan anda menjawab, untuk meluruskannya perilakunya adalah kunci membangun kesadaran dirinya ,misalnya;”sekalipun seluruh temanmu melakukan kesalahan tapi kesetiaan yang kamu lakukan itu tidak benar,mama kecewa dengan kepercayaan yang mama berikan kepadamu…!’ajari dia meminta maaf,mengganti kerugian atau memperbaiki perilakunya terhadap orang lain . Termasuk resiko resiko terburuk jika harus berurusan dengan pihak berwajib

Selamat mencoba bu.!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar