Senin, 01 Juli 2013

Mengatasi Kecewa Karena Anak Tidak Berprestasi Akademik.



“Saya  merasa kecewa mengapa nilai Ujian Nasional anak saya tidak bagus ,padahal selama dulu sekolah selalu menjadi sepuluh besar ,akibatnya sekarang tidak bisa bersekolah di sekolah idaman kami.  Anak saya sepertinya mengalami stres dan kecewa karena semenjak semester awal kelas III SMP sudah belajar giat. Lantas apa yang semestinya saya lakukan ..?”
 


. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, Padahal kamulah orang-orang yang paling Tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman Qs Al Imran .139

Kegagalan dalam sebuah perjuangan bukanlah suat dosa yang memalukan,demikian juga hasil ujian nasional bukan satu satunya jaminan kesuksesan anak di masa depan,karena banyak orang sukses yang bukan dari kalangan akademisi ,ataupun jika berbekal prestasi akademik keberhasilannya tergantung sikap mentalnya dan bukan semata mata kemampuan akademiknya.



Jadi ,bangun keyakinan diri anda justru kejadian ini sebagai titik balik menuju keberhasilan di masa depan,termasuk meyakinkan anak bahwa dirinya bukan satu satunya orang yang mengalami masalah tentang kejadian yang dialaminya .Penjelasan anda inilah yang akan menjadi pemicu bagi anak  lebih termotivasi agar lebih bertanggung jawab dalam melanjutkan studi ke jenjang berikutnya. Guna terus mengawal motivasi anak yang sudah terbentuk inilah beberapa kiat yang bisa anda lakukan.. :

·        Sadarilah bahwa  ketulusan anda dalam menyayangi anak semestinya lebih di utamakan daripada mengharap banyak kepada anak melebihi kemampuannya. Dengan kata lain sayangi anak anda tanpa syarat..walaupun saat ini anak anda belum dapat memenuhi harapan  dan tidak memuaskan anda ,namun anak tidak ingin kehilangan cinta,perhatian ,perlindungan dan kasih sayang dari orang tuanya. Kecemasan dan kekecewaan akibat “kegagalan “meraih nilai yang memuaskan  sudah merusak kegembiraan dan kebahagiaannya ,jadi jangan ditambah lagi  dengan persoalan yang datangnya dari anada sebagai orang tuanya. 

·        Berupayalah memberi semangat dengan menunjukkan minat  dan perhatian kepada mereka ,Pergunakan waktu untuk mendengar atau penjelasan tentang  rencana apa yang akan dilakukan di sekolah barunya kelak,fokuslah pada rencana dan upaya pencapaian yang ingin diraihnya .Dengan demikian anak akan memiliki motivasi yang kuat untuk lebih berhasil. Anak anda membutuhkan dorongan motivasi dalam menerima tanggung jawab dan tantangan baru  di tahun ajaran baru dengan penuh semangat dan pastikan andalah motivator bagi anak.

·        Mengenang perjuangan anda saat sekolah dan menceritakan nya kepada anak ,akan membantu anak untuk memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi kesulitannya. Ceritakan bagaimana orang tua anda (kakek/neneknya) dalam menghadapi problem yang anda hadapi dan bagaimana mana mereka membantu anda mengatasi rasa frustrasi. Dalam perlakuan seperti ini anda sedang mengajarkan nilai empati ,penerimaan dan pengertian terhadap kesulitan anak sekaligus mendorong anak optimis menyongsong masa depannya.

Dalam sebuah riwayat Nabi SAW pernah memberi tugas kepada Anas ra.untuk mengerjakan sesuatu ,tiba tiba beliau melihat  Anas ra melakukan kecerobohan ,kelalaian dan”kesalahan”,dikarenakan beliau mengetahui akan keterbatasan “logika”  dalam psikodinamika  Anas ra yang saat itu masih berusia anak anak,jika beliau melihat ada kalangan keluarga beliau hendak menghukumnya beliau bersabda;  biarkanlah dia:seandainya dia mampu ,tentu dia dapat melakukannya!’.

·        Bersyukur lebih baik daripada memelihara kekecewaan berkepanjangan. Dengan tidak berfokus pada “kegagalan” anak anda ,anda bisa hidup lebih bahagia sekaligus dapat membantu anak untuk mengenali potensi potensi yang bisa dikembangkan,fokuskan harapan anda pada apa yang mampu dilakukan anak anda ,bukan pada obsesi anda yang bahakan anak tidak suka melakukannya. Berikan minat dan perhatian serta kesempatan pada potensi keberbakatan yang dimiliki anak sehingga dapat mendorongnya ber semangat berkompetisi dan berprestasi.

Prestasi akademi bukan satu satunya jalan membekali anak memiliki kecakapan hidup  dan meraih kesuksesan di masa depan. Namun bimbingan dan arahan orang tua yang akan mengantar mereka untuk menempuh kehidupan yang lebih baik di masa depan.
 

1 komentar:

  1. dari FB SEgi Garut grup
    Anang Saripudin Selama sekolah 3 thn anak bapak masuk sepuluh besar......itulah kualitas sesungguhnya anak bapak..... dalam ujian 3 hari nilai anak bapak kecil....... itu tidak mencerminkan keseluruhan kualitas anak bapak......banyak faktor yg mempengaruhi nilai ujian anak bapak, sehingga nilainya kecil...... ada faktor internal dalam diri anak..... dan ada faktor eksternal... sekolah dan pemerintah misalnya, yg itu diluar kuasa si anak........janganlah berkecil hati.....tanamkan semangat pada anak bapak...justru jadikanlah tantangan...... dimanapun anak bapa bersekolah..... yakinlah akan sukses dalam hidupnya kelak..... sukses selama hidupnya...... sukses setelah mati...(bahagia di ahirat, karena amal baiknya)....sukses yang abadi..... bukan sukses yg tiga hari..... bencana sampai mati.... naudzubillah....... ingat.....kalau tidak salah....james watt.... pun..... bapak penemu berbagai ilmu dan teknologi... sukses hidupnya..... setelah di DO dari sekolahnya..... karena bakatnya tidak tersalurkan dg sistem sekolah yg ada.. tapi setelah DO dari sekolah.....dibawah bimbingan ibunya..... yang pensiunan guru.....dia fokus mengembangkan minat dan bakatnya..... jadilah ia penemu... yang...ilmu hasil temuannya, bermanfaat sampai sekarang, dan kita semua menikmatinya..... jangan sekali-kali bapak serahkan nasib anak bapak sepenuhnya ke sekolah....... mendidik anak yang paling utama adalah tanggung jawab kita orang tuanya... sekolahkan dia dimana pun.. kembangkan minat dan bakatnya..... awasi dan bimbing selalu di rumah...... atau masukkan ke pesantren yang bapak percayai...... semoga sukses.... kesuksesan adalah hak kita semua.... orang-orang yang mau berusaha sekuat tenaga........ Amin......

    BalasHapus