Sabtu, 01 Juni 2013

Kiat “Marah ” Efektif Dengan Anak



  Saat ini banyak orang tua menghindari  perselisihan dan pertengkaran  dengan anaknya  walaupun anaknya telah melakukan kesalahan atau melakukan pelanggaran ujung ujungnya anak makin tidak tahu kesalahannya. Demikian juga masih banyak orang tua yang justru petengkaran dengan anak nya berakibat fatal bagi anaknya yaitu anak kehilangan harga diri bahkan memilih kabur dari rumah meninggalkan orang tuanya. 


 Pertengkaran adalah salah satu cara untuk mengekspresikan luapan emosi kemarahan  dan mengingatkan orang lain  bahwa ada pelanggaran batas nilai nilai yang disepakati. Kemarahan  bermanfaat jika dimaksudkan untuk membengun sebuah kesaling fahaman dalam menghadapi perbedaan sekaligus menemukan solusi jalan terbaik atas sebuah persoalan.

Untuk mendapatkan pertengkaran atau kemarahan efektif diperlukan beberapa rambu yang harus dipegang:

·        Jangan serang kekurangan atau kelemahan anak,karena tak seorang pun senang diungkit ungkit kelemahan atau kekurangannya  disamping ada kemungkinan anak juga akan membalas serangan itu dikarenakan “naluri mempertahankan diri “ . Hindari  kalimat “kamu sejak dulu memeng pemalas”.

·        Jangan memojokkan dengan menistakan atau menjatuhkan harga diri anak.Penistaan hanya akan menimbulkan perasaan trauma dan dendam yang dalam karena ketidak mampuan anak menerima serangan.Hindari  kalimat “kamu sudah bodoh jelek sulit diomogin lagi...!”.

·        Fokus pada pokok permasalahan, agar anak mengerti maksud dari kemarahan anda .jangan melebar dengan serangan kalimat yang tidak ada hubungan dengan inti persoalan termasuk tidak mengungkit ungkit persoalan atau kesalahan yang pernah dilakukan anak.Karena pada dasarnya kemarahan anda untuk memperbaiki keadaan maka fokuskan pada pokok permasalahan yang dipertengkarkan. Hindar kalimat”coba kamu ingat apa yang kamu lakukan dulu ,kalau tidak ada mama /papa jadi apa kamu...!”.

·        Kuasai diri jangan gunakan kekerasan fisik ,bagi anak pukulan /atau kekerasan fisik  yang menimpanya bisa berdampak trauma berkepanjangan .Dikarenakan perasaan sakit hati lebih menyakitkan dari sakit karena pukulan fisik.Disamping pukulan fisik jika dibiarkan akan terus meningkat menjadi lebih keras di kemudian hari.

·        Jangan lakukan isolasi kepada anak  ,apabila belum tercapai ketidak sepakatan  antara anda dengan anak . berikan teladan kepada anak untuk dapat menghargai perbedaan yang terjadi dengan tidak membenci atau mendendam dengan mengisolasi anak.


Kadang pertengkaran dengan anak “harus’ kia lakukan untuk membuat anak memiliki kemampuan “bijak “ dalam pengambilan keputusan. Sekaligus mengajrkan anak untuk dapat menyelesaikan konflik secara konstruktif.
                                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar