Senin, 06 Desember 2010

Value Base School ,"Case Study"


Value Base School ,Case Study



Sebentar lagi ,antara bulan April –Mei saatnya siswa kembali menghadapi Ujian Nasional dan UASBN,seperti biasa sekolah pun turut sibuk mempersiapkan Kompetensi siswa plus alternative strategi menghasilkan lulusan “berkualitas” sebagai pertanggung jawaban kepada semua pihak.Kalau perlu lulus 100 % dengan angka memuaskan walaupun untuk mendorong siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ) mencapai angka kisaran 75-80 % saja guru sudah engos engosan,dengan bobot soal jauh dari skala ujian nasional.Namun di Indonesia semua serba “mukzizat “ dan Ajaib lulusan bisa mencapai nyaris sempurna ,diatas 98 %......... ?.

Pada saat saya menyampaikan hal ini pada seminar “How to Develop Competences Your Student”di lab UPT Tekomdik,tiba tiba seorang guru dari SMPN interupsi…”betul kank hari…. Tapi sekolah kami mengharamkan praktek “team sukses”untuk ujian nasional.Sekalipun sekolah kami “MELI “ mepet kali ,kami tidak ingin merancuni siswa dengan kompetensi palsu.kami berfokus pada peningkatan kualitas KBM sejak siswa kelas 7. Karena sekolah kami bukan “Cinta Pertama “ siswa ,…jadi input nya adalah bukan yang tertinggi.Namun kami sadar kami harus merubah mereka dari yang ,meminjam istilah Kank Hari Un credible Source menjadi Inspiration Source .

Sejak delapan tahun terakhir ini strategi kami adalah memberdayakan siswa dari berbagai keberbakatan dalam kegiatan ekstra kurikuler disamping tentunya membuat siswa “betah “ belajar akademik disekolah kami. Terutama ahklak gurunya harus tulus dalam melayani. Sehingga lima tahun terakhir ini rata rata lulusan kami mencapai nilai yang cukup tinggi ….Sayangnya masyarakat belum mempercayai sekolah kami yang sudah concern pada proses kegiatan membangun kualitas output bahkan out come,,>Image sekolah kami masih jauh dari di “favoritkan “.Dikarenakan lulusannya tidak satupun masuk sekolah favorit atau RSBI atau sekolah sekolah top di kota ini.,maklum Kank Hari kan tahu ,mereka kebanyakan dari masyarakat miskin sehingga memilih SMK dan berharap lansung kerja….Apa yang harus kami lakukan …”

Beliau menutup “interupsinya”…dan menunggu jawaban saya..?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar